SHARE

asset.kgnewsroom.com

CARAPANDANG - Riuh bunyi gamelan dan sorak sorai ribuan penonton kini kembali menggema di Taman Budaya Provinsi Bali yang terletak di Jalan Nusa Indah, Kota Denpasar, sebagai penanda sedang digelarnya Pesta Kesenian Bali.

Pesta kesenian terbesar yang digelar Pemerintah Provinsi Bali sejak Tahun 1978 itu sempat tidak dilaksanakan pada 2020 karena pandemi COVID-19, kemudian digelar secara hybrida (perpaduan daring dan luring) pada 2021.

Saat ini, wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik, maupun masyarakat Bali, sudah dapat kembali dengan leluasa berpesta menikmati suguhan seni unggulan nan apik itu secara langsung.

Berbagai pergelaran seni unggulan yang disuguhkan para seniman Pulau Dewata dan sejumlah daerah di Pulau Jawa bisa disaksikan secara gratis dalam ajang Pesta Kesenian Bali ke-44 yang dihelat selama satu bulan pada 12 Juni-10 Juli 2022.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian saat membuka PKB ke-44 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi (12/6) pun menyatakan salut dengan langkah berani Bali yang kembali berpesta dengan keseniannya, meskipun pandemi COVID-19 belum sepenuhnya berakhir.

Langkah berani Bali ini bukan tanpa alasan karena memang kasus COVID-19 sudah sangat melandai dan capaian vaksinasi booster (penguat) masyarakat Bali sudah 70 persen yang merupakan capaian tertinggi di Indonesia.

Dengan demikian, penonton dipastikan bisa tetap aman dan nyaman dari COVID-19 dalam menyaksikan berbagai pentas dan pergelaran seni yang dilaksanakan selama sebulan penuh, dari pagi hari hingga malam itu.

Kemeriahan Pesta Kesenian Bali tahun ini telah tampak mulai dari acara peed aya (pawai) yang melibatkan sedikitnya 2.400 seniman pada 12 Juni 2022, dengan disaksikan ribuan penonton.

Peserta pawai tak saja melibatkan perwakilan sembilan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Bali, namun juga datang dari kalangan perguruan tinggi dan sekolah, perbankan hingga kalangan swasta.

Dahaga masyarakat Bali akan kesenian itu pun berlanjut terobati dalam pergelaran perdana PKB ke-44 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali. Panggung dengan kapasitas 8.000 penonton itu pun penuh sesak.

Demikian pula dalam setiap pergelaran Gong Kebyar dan Baleganjur, jumlah penonton selalu membeludak, meskipun beberapa kali pentas di ruang terbuka itu harus berpadu dengan kilatan cahaya petir dan tetesan air hujan.

Pesta Kesenian Bali ke-44 itu mengambil tema "Danu Kerthi: Huluning Amreta" yang dimaknai sebagai pemuliaan air sebagai sumber kehidupan.

Tema tersebut kemudian dituangkan dalam sejumlah aktivitas seni, meliputi peed aya (pawai), rekasadana (pergelaran), wimbakara (lomba), kandarupa (pameran), kriyaloka (workshop/lokakarya), widyatula (sarasehan), dan adi sewaka nugraha (penghargaan pengabdi seni).

Gelaran Pesta Kesenian Bali ini melibatkan 16.150 seniman dan 200 sanggar, sekaa, dan komunitas seni.

Tidak hanya diisi seniman dari berbagai daerah di Bali, Pesta Kesenian Bali untuk tahun ini juga diikuti partisipasi luar daerah, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua, Batak, Lombok Sasak dan Betawi

PKB kali ini juga menampilkan Gong Kebyar Legendaris Mebarung, Gong Kebyar Gladag (Kota Denpasar) tampil bersama Gong Kebyar Pinda Gianyar, Gong Kebyar Perean Kangin (Tabanan) dengan Gong Kebyar Peliatan (Gianyar), dan Gong Kebyar Sibang Gede (Badung) tampil dengan ISI Denpasar.

Halaman :
Tags
SHARE