SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Akumulasi nilai ekspor pertanian Sulawesi Utara (Sulut) ke China mencapai Rp2,36 triliun atau hampir separuh dari total nilai ekspor pada tahun 2021 lalu.

"Total nilai ekspor Sulut pada periode tersebut sebesar Rp5,8 triliun," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan, di Manado, Senin.

Setelah China, nilai ekspor terbanyak berikutnya adalah Malaysia Rp968,9 miliar, Amerika Serikat (AS) Rp687,33 miliar, Belanda Rp632,93 miliar, India Rp382,15 miliar, dan Vietnam Rp208,21 miliar.

Selanjutnya, Korea Selatan senilai Rp164,69 miliar, Jerman Rp84,17 miliar, Spanyol Rp72,79 miliar, Thailand Rp68,48 miliar serta negara-negara lainnya senilai Rp256,72 miliar.

"Nilai ekspor tahun 2021 tersebut naik sebesar 109 persen bila dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2020," katanya pula.

Total ragam komoditas pertanian yang diekspor sebanyak 85 jenis, sementara komoditas bungkil kelapa menjadi yang terbanyak diserap pasar ekspor.

Komoditas pertanian lainnya yang menyertai ekspor bungkil kelapa, yaitu minyak kelapa mentah, ampas sawit, minyak kelapa, minyak sawit mentah, kelapa parut, 'palm kernel expeller', santan kelapa, dan pala biji.

Dia menambahkan, pada bulan Mei lalu, Sulut melakukan ekspor ke 11 negara tujuan dengan volume sebanyak 17.650 ton senilai Rp83 miliar.

Total nilai ekspor provinsi ujung utara Sulawesi sejak Januari-April 2022 telah mencapai Rp2,45 triliun.

"Kami akan terus melakukan inovasi-inovasi agar semakin banyak ragam komoditas pertanian Sulut yang menembus pasar ekspor," katanya pula. 

Tags
SHARE