SHARE

Dr. Nurhidayat

CARAPANDANG.COM - Tidak ada ucapan yang paling baik saat ini kecuali ucapan alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT  yang telah meneguhkan keimanan dalam diri setiap muslim sehingga dapat menjalankan ibadah puasa ramadhan yang banyak ujian cobaan terlebih dalam situasi kondisi saat ini dengan adanya virus Covid-19. 

Dengan iman ini bisa melawan rasa lelah, lapar dan dahaga. Satu harapan setiap muslim adalah semua jerih payah beribadah puasa diterima Allah SWT, sehingga menjadi orang bertakwa sebagaimana tujuan utama dari puasa.

Pasca Idulfitri selain menghadapi virus corona yang berbahaya, umat juga dihadapkan dengan virus kemalasan yang bisa merusak kebiasaan baik di bulan Ramadhan. 

Ramadhan bulan membangun karakter. Karakter yang dibangun antara lain jujur, disiplin, patuh, dermawan dan peduli sesama. Tiga karakter tersebut bisa bertahan jika virus kemalasan tidak  mengidap setiap individu. Virus kemalasan ini bisa menghilangkan karakter kejujuran jika individu muslim malas untuk latihan dengan puasa sunah. Begitupun karakter disiplin dan patuh akan terkikis dengan jika tidak mempertahankan di luar bulan Ramadhan. 

Karakter dermawan dan peduli sesama akan luntur jika tidak dibiasakan untuk infak dan shadaqah yang sudah terbangun pada bulan Ramadhan. Karakter dermawan dan peduli harus terus dipelihara karena dampak ekonomi virus corona masih belum usai.

Rasulullah mengajarkan doa agar terhindar dari virus kemalasan dalam hadis yang bersumber dari Anas bin Malik  radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:

Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706).

Gambaran al-Quran surat An-Nahl 92 janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Ini sebuah gambaran bahwa karakter yang terbangun dengan kuat di bulan Ramadhan akan terurai kembali jika dihinggapi virus kemalasan. 

Syawal yang artinya peningkatan seharusnya menjadi bulan menguatan karakter yang sudah terbangun. Dan selamanya pribadi seorang mutakin adalah mereka yang jujur, disiplin, patuh, dermawan dan peduli yang harus terus dijaga karena karakter ini yang dibutuhkan bangsa dan negara saat ini.

Oleh: Nurhidayat  
Kaprodi Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Agama Islam  Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dai Ambasador Dompet Dhuafa, Sekretaris DPW IAEI DKI Jakarta dan Sekretaris DPW ADPISI Jabodetabek.


Tags
SHARE