SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan produksi Smelter Grade Alumina (SGA) di masa datang mempercepat hilirisasi bauksit ke aluminium ingot.

“Diperlukan industri dalam negeri untuk berbagai jenis produk, seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang akan diperlukan dalam banyak proses industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi,” ujar Menko Airlangga dalam acara peluncuran ekspor perdana tahun 2022 SGA di KEK Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau, Selasa.

KEK Galang Batang merupakan sentra choke point Selat Malaka, berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip. Lokasi KEK Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan yang diharapkan mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan program hilirisasi industri.

”Industri utama dalam KEK Galang Batang adalah smelter untuk pengolahan bauksit yang dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang akan melepaskan ekspor perdana SGA tahun 2022 dengan tujuan Tiongkok. Selanjutnya, telah juga dijadwalkan untuk ekspor dengan tujuan Tiongkok dan Malaysia,” kata dia.

KEK Galang Batang yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 11 Oktober 2017 dan beroperasi pada 8 Desember 2018 tersebut mulai melakukan ekspor SGA pada 2 Juli 2021 dengan jumlah ekspor pada tahun 2021 sebanyak 530 ribu ton senilai Rp2,6 triliun.

Pemerintah mendorong hilirisasi industri agar dapat menciptakan nilai tambah yang jauh lebih besar dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat hilirisasi bahan tambang untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Selain itu, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari hilirisasi berupa pajak dari perusahaan, penerimaan negara dan memperluas lapangan kerja.

Halaman :