SHARE

Pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama

CARAPANDANG.COM -  Untuk bisa keluar dari situasi Pandemi Covid-19 Indonesia perlu melakukan upaya 'habis-habisan'.  Yakni habis-habisan menurunkan angka kasus positif Covid-19 dan menaikan semaksimal mungkin vaksin kepada masyarakat. 

Demikian disampaikan pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama dalam  Diskusi Penanganan Covid-19  di Indonesia yang diselenggarakan LKBN ANTARA secara virtual di Jakarta, Kamis (8/7). 

Prof Tjandra menyampaikan hal ini menjawab kebingungan masyarakat terkait kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, menyusul sikap beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat yang mulai melonggarkan aturan protokol kesehatan di ruang publik.

Dia menukil pernyataan pejabat berwenang di Amerika Seikat yang membenarkan adanya kelonggaran protokol kesehatan, salah satunya seperti yang terjadi saat pesta kembang api perayaan ulang tahun Amerika Serikat pada 4 Juli 2021 lalu.

"Tahun lalu, pesta kembang api disiarkan secara online saja dan sekarang pesta kembang api sudah bisa dipenuhi orang. Kita lihat orang sudah jalan tanpa masker dan itu sudah terjadi," ujar Direktur Pasca-Sarjana Universitas Yarsi itu. 

Menurutnya situasi yang sama juga sempat terjadi di Kota Sydney, Australia. Penduduk setempat ada yang berkeliaran secara bebas tanpa masker. "Tapi tiba-tiba keluarlah Varian Delta dan Kappa yang katanya menular saat berpapasan. Sekarang mereka (penduduk Sydney) sudah bermasker lagi," katanya.

Dia mengatakan untuk keluar dari pandemi ini yang harus dilakukan masyarakat dan pemerintah  adalah berupaya keras mencegah penularannya dan mengejar kepesertaan vaksin agar kemungkinan sakit jadi jauh lebih kecil dan masyarakat bisa lebih bebas beraktivitas.

Menurut Tjandra, masih dibutuhkan kajian dari berbagai faktor untuk menyimpulkan suatu populasi sudah terbebas dari pandemi Covid-19.  "Harus jujur, bahwa kita masih berharapan dengan ketidakpastian tentang Covid-19.  Mungkin banyak ahli yang mengatakan akan hilang pada waktu sekian, tahun sekian, tapi masih banyak faktor penilaiannya," jelasnya. 

Tags
SHARE