CARAPANDANG.COM -Â Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, Covid-19 memberikan dampak yang besar bagi perekonomian di Pulau Dewata itu.Â
"Covid-19 telah membuat perekonomian di Bali yang tergantung pada pariwisata menjadi terpuruk," ujarnya saat membuka kegiatan Pelatihan Relawan dalam Penanganan COVID-19, di Denpasar, Senin (9/11).Â
Mantan Bupati Gianyar itu menjelaskan pada triwulan II-2020 pertumbuhan ekonomi di Bali mencatat rekor terburuknya yaitu -10,98 persen. Selain banyak juga karyawan yang dirumahkan. Kemudian, dari segi sosial masyarakat pun terdapat pembatasan aktivitas di Bali untuk menghalau penyebaran Covid-19.Â
"Masyarakat Bali terkenal komunal, tidak hanya dalam kehidupan masyarakat namun juga beragama. Dengan pembatasan ini tentu saja telah mengubah kehidupan sosial dan beragama di Bali," katanya.
Maka itu, Cok Ace mengajak para sukarelawan untuk mengikuti pelatihan dengan baik, serta menularkan kepada anggota keluarga dan masyarakat di lingkungan masing-masing. Termasuk para relawan bisa bekerja sama dengan Satgas Covid-19 dari desa adat di masing-masing desa.
Dia juga mengajak 1.000 sukarelawan yang mengikuti kegiatan pelatihan dalam penanganan Covid-19 dapat bekerja sama dengan satgas di masing-masing desa untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
"Saat ini Covid-19Â belum ada obat dan vaksinnya, satu-satunya jalan, yaitu tertibnya kita menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penyakit ini lebih meluas," katanya.
Menurut dia, pandemi Covid-19Â telah banyak membawa perubahan-perubahan yang signifikan di Bali, tidak hanya pada kesehatan dan ekonomi namun juga pada aspek sosial.
"Awalnya Covid-19Â menyebar di Bali dibawa oleh saudara-saudara pekerja migran Indonesia yang datang ke Bali. Satgas Covid-19 waktu itu sudah menangani di pintu masuk Bali," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Namun, lanjut dia, tren berubah saat penyebaran melalui transmisi lokal semakin meningkat. Di sinilah ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat juga menjadi berubah.
"Covid-19 telah membuat perekonomian di Bali yang tergantung pada pariwisata menjadi terpuruk," ujarnya saat membuka kegiatan Pelatihan Relawan dalam Penanganan COVID-19, di Denpasar, Senin (9/11).Â
Mantan Bupati Gianyar itu menjelaskan pada triwulan II-2020 pertumbuhan ekonomi di Bali mencatat rekor terburuknya yaitu -10,98 persen. Selain banyak juga karyawan yang dirumahkan. Kemudian, dari segi sosial masyarakat pun terdapat pembatasan aktivitas di Bali untuk menghalau penyebaran Covid-19.Â
"Masyarakat Bali terkenal komunal, tidak hanya dalam kehidupan masyarakat namun juga beragama. Dengan pembatasan ini tentu saja telah mengubah kehidupan sosial dan beragama di Bali," katanya.
Maka itu, Cok Ace mengajak para sukarelawan untuk mengikuti pelatihan dengan baik, serta menularkan kepada anggota keluarga dan masyarakat di lingkungan masing-masing. Termasuk para relawan bisa bekerja sama dengan Satgas Covid-19 dari desa adat di masing-masing desa.
Dia juga mengajak 1.000 sukarelawan yang mengikuti kegiatan pelatihan dalam penanganan Covid-19 dapat bekerja sama dengan satgas di masing-masing desa untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
"Saat ini Covid-19Â belum ada obat dan vaksinnya, satu-satunya jalan, yaitu tertibnya kita menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penyakit ini lebih meluas," katanya.
Menurut dia, pandemi Covid-19Â telah banyak membawa perubahan-perubahan yang signifikan di Bali, tidak hanya pada kesehatan dan ekonomi namun juga pada aspek sosial.
"Awalnya Covid-19Â menyebar di Bali dibawa oleh saudara-saudara pekerja migran Indonesia yang datang ke Bali. Satgas Covid-19 waktu itu sudah menangani di pintu masuk Bali," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Namun, lanjut dia, tren berubah saat penyebaran melalui transmisi lokal semakin meningkat. Di sinilah ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat juga menjadi berubah.
.jpg "Hindari Wabah HFMD dan DBD Dengan Jaga Kebersihan")
.jpg "IOC: AI Bisa Dimanfaatkan untuk Tunjang Performa Atlet")
