SHARE

CARAPANDANG - Dokter Spesialis Paru dr. Wiwien Heru Wiyono menganjurkan kepada pengidap asma untuk tetap membawa obat kemanapun meski asmanya sudah terkontrol sebagai antisipasi darurat.

"Dianjurkan kepada setiap pengidap asma agar tidak boleh lepas dari obat emergency yang berfungsi untuk menghilangkan sesak secara tiba-tiba," kata Wiwien dalam acara diskusi mengenai perawatan asma dalam memperingati Hari Asma Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Wiwien menjelaskan pengidap asma harus selalu membawa obat karena serangan asma tidak bisa diprediksi kapan timbulnya. Wiwien menyebutkan gejala asma yang umumnya menyerang adalah batuk, sesak napas, sesak dada, dan adanya bunyi mengi (suara siulan bernada tinggi saat menghembuskan napas). "

Semakin cepat pemberian obatnya maka semakin penderita tidak mengalami sesak yang diakibatkan oleh sempitnya saluran pernapasan," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta itu Dokter yang juga praktik di RS. St. Carolus, Jakarta itu mengatakan walaupun asma yang diidap adalah asma kategori ringan, serangan yang datang bisa tiba-tiba berat hingga harus masuk unit penanganan intensif (ICU).

Ia menambahkan jika siapapun menemukan pengidap asma dalam kondisi darurat, maka harus tetap tenang dan jangan panik agar tidak berakibat fatal. "Kalau berada di tempat ramai, maka pindahkan ke tempat yang sepi agar dia (pengidap asma) tenang, kalau panas, maka bawa ke tempat yang teduh," katanya.

Dokter yang mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu juga menganjurkan agar meletakkan tubuh pengidap asma dalam posisi duduk karena posisi tersebut adalah posisi terbaik jika terserang asma. Hal itu dilakukan sembari meminta pertolongan untuk dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat yang memiliki alat bantu oksigen pernapasan, imbuhnya.


Tags
SHARE