SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM- Kementerian Kesehatan RI memfokuskan cakupan imunisasi rutin Polio menuju sejumlah daerah rawan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) karena tingkat kepesertaan yang relatif minim selama pandemi COVID-19.

"Kasus Polio di dunia sudah dieradikasi, sudah banyak negara tidak ada Polio. Tapi tahun ini, timbul lagi di Amerika Serikat, Inggris dan Israel, jadi Indonesia bukan satu-satunya negara yang timbul kembali karena vaksinasinya berkurang selama pandemi COVID-19," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Indonesia mengumumkan KLB Polio di dalam negeri setelah temuan satu kasus infeksi virus yang dapat melumpuhkan saraf bagi penderitanya di Provinsi Aceh.

Menurut Budi, saat ini ada sekitar 1,2 juta jiwa masyarakat Aceh berusia di bawah 12 tahun yang masuk dalam target imunisasi rutin Polio. Mereka tersebar di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

Budi meminta agar target sasaran tersebut bisa diselesaikan selama sebulan ke depan, untuk memastikan seluruh anak di Aceh terhindar dari risiko Polio.

"Memang orang tua yang menolak (imunisasi) belum tahu dampak Polio. Saya baru lihat, kalau anak kena Polio itu cacat, saya yakin tidak ada orang tua yang mau anaknya cacat," katanya.

Secara terpisah, Plt Direktur Imunisasi Kemenkes RI Prima Yosephine mengatakan Indonesia merupakan negara dengan risiko Polio, berdasarkan capaian imunisasi rutin dalam tiga tahun terakhir.

Untuk itu, Kemenkes memperluas fokus pelaksanaan penguatan imunisasi rutin menuju provinsi di luar Aceh. Selain itu juga diperkuat pelacakan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan empat dosis imunisasi Vaksin polio oral tipe 1 dan 3 atau bOPV dan satu dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia.

“Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi Polio yaitu empat dosis untuk Polio yang tetes dan satu dosis untuk suntikan sesuai dengan usia anaknya," katanya.
 

Halaman :