CARAPANDANG -Â Perayaan Tahun Baru Imlek di kawasan Petak Sembilan Jakarta Barat berlangsung cukup meriah.
Kemeriahan tersebut terlihat dari hiasan lampion dan sejumlah ornamen warna merah di sejumlah titik.
Di kawasan Petak Sembilan, terdapat dua wihara besar yakni, Dharma Bakti dan Dharma Jaya yang terus didatangi umat Konghucu maupun masyarakat umum yang ingin melihat lebih perayaan Imlek.
Tak ketinggalan pula, para pedagang pernak pernik hingga pengalap berkah juga berdatangan untuk meminta tradisi amplop alias angpao sebagai simbol keberuntungan di tahun baru shio Kelinci Air ini.
Di Wihara Dharma Bakti, umat Konghucu antusias menjalankan ibadah tahun baru Imlek 2574 Kongzili di vihara tersebut.
Salah satu Vihara tertua di Jakarta yang dikenal dengan nama Vihara Dharma Bhakti atau Kim Tek Le ini juga dipadati masyarakat umum.
Adapun vihara ini dibangun pada 1650 oleh Letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen.
Umat Konghucu yang datang ke Vihara nampak menjaga jarak dan sebagian besar memakai masker.
Tak jauh dari tempat tersebut, terdapat Wihara Vihara Dharma Jaya Toa Se Bio.
Suasana wihara yang ditetapkan Kementerian Agama sebagai prasasti sejarah pada tahun 2022 itu tak jauh berbeda dengan Wihara Dharma Bakti.
Kelenteng Toa Se Bio juga didatangi masyarakat, sebagian besar datang untuk beribadah, sedangkan yang lainnya terlihat mengabadikan prosesi ibadah menggunakan gawai
Kemeriahan tersebut terlihat dari hiasan lampion dan sejumlah ornamen warna merah di sejumlah titik.
Di kawasan Petak Sembilan, terdapat dua wihara besar yakni, Dharma Bakti dan Dharma Jaya yang terus didatangi umat Konghucu maupun masyarakat umum yang ingin melihat lebih perayaan Imlek.
Tak ketinggalan pula, para pedagang pernak pernik hingga pengalap berkah juga berdatangan untuk meminta tradisi amplop alias angpao sebagai simbol keberuntungan di tahun baru shio Kelinci Air ini.
Di Wihara Dharma Bakti, umat Konghucu antusias menjalankan ibadah tahun baru Imlek 2574 Kongzili di vihara tersebut.
Salah satu Vihara tertua di Jakarta yang dikenal dengan nama Vihara Dharma Bhakti atau Kim Tek Le ini juga dipadati masyarakat umum.
Adapun vihara ini dibangun pada 1650 oleh Letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen.
Umat Konghucu yang datang ke Vihara nampak menjaga jarak dan sebagian besar memakai masker.
Tak jauh dari tempat tersebut, terdapat Wihara Vihara Dharma Jaya Toa Se Bio.
Suasana wihara yang ditetapkan Kementerian Agama sebagai prasasti sejarah pada tahun 2022 itu tak jauh berbeda dengan Wihara Dharma Bakti.
Kelenteng Toa Se Bio juga didatangi masyarakat, sebagian besar datang untuk beribadah, sedangkan yang lainnya terlihat mengabadikan prosesi ibadah menggunakan gawai
